Pages

Thursday, January 26, 2012

Dongeng sang Ayah: Pendidikan untuk Mengerti Arti Hidup

Hello, readers!

Suka baca novel? Suka nonton film? Ah... pasti suka.

Novel dan film adalah dua hal yang kadang tidak hanya menjadi sekedar penghibur di kala bosan. Selalu ada makna yang terkandung di dalam cerita yang disajikan, dan kebanyakan makna tersebut sangat dekat dengan kehidupan kita.

Kali ini, penulis akan berbaik hati dengan menampilkan sinopsis dari sebuah film yang berjudul Big Fish dan sebuah novel karya tere-liye yang berjudul Ayahku (Bukan) Pembohong. Keduanya memiliki konsep cerita yang sama lho, namun dengan jalan cerita yang berbeda, tentunya. Keduanya mengandung pesan moral yang sama. Berikut sinosis dari Big Fish dan Ayahku (Bukan) Pembohong. Happy reading ! :D


BIG FISH
Film Big Fish (2003) merupakan adaptasi dari sebuah novel karya Daniel Wallace dengan judul yang sama (1998). Film ini bercerita tentang Edward Bloom, seorang pria yang selalu bercerita bahwa ia telah melakukan banyak petualangan menakjubkan, bertemu dengan orang-orang dan mengunjungi tempat-tempat seperti di negeri dongeng: mustahil.


Saat hari pernikahan anaknnya, Edward untuk yang kesekian kalinya bercerita tentang sebuah ikan besar yang sangat langka, melegenda, serta sulit ditangkap. Satu-satunya orang yang berhasil menangkapnya hanyalah dirinya, dengan umpan cincin kawinnya sendiri. Ikan tersebut tertangkap tepat di saat kelahiran anaknya, Will. Semua orang bertepuk tangan Untuk Edward, tapi Will merasa sangat kesal karna Ayahnya selalu saja mendongeng. Kenyataannya adalah ayahnya sedang pergi ke luar kota saat ibunya melahirkan dirinya. Sifat ayahnya yang senang bercerita itu membuat mereka bertengkar, hingga akhirnya Will dan Edward saling diam. Sat sedang telponan dengan Ibunya pun, baik Will maupun ibunya tidak ada yang mencoba menyinggung tentang Edward.


Suatu ketika, Edward jatuh sakit. Will dan istrinya yang sedang hamil tinggal di rumah orangtua Will untuk membantu ibunya mengurusi ayahnya yang sedang sakit. Dalam keadaan seperti itu, Will pernah meminta kembali ayahnya untuk berhenti menceritakan hal-hal yang katanya benar-benar dijumpai dan dilakukannya. Hal ini membuat mereka bersitegang lagi untuk beberapa saat. Namun hal itu tak berlangsung lama. Bahkan Will mendengarkan lagi kisah hidup Edward yang menakjubkan: Bagaimana Edward saat masih muda berpikir seperti filosofi ikan koi: jika dipelihara dalam stoples kecil, mereka hanya akan tumbuh sebesar toples itu sanggup menampungnya. Tapi, jika ikan tersebut dilepas ke samudera, maka ia bisa bertumbuh 2 sampai 3 meter panjangnya. Seperti itulah Edward berpikiran. Kota tempat ia tinggal takkan sanggup membuatnya berkembang menjadi orang besar. Maka, ia memutuskan untuk bertualang dan pergi dari kotanya.


Banyak hal yang Edward temui di luar sana: tersesat masuk ke dalam Spectre, sebuah kota dengan kehidupan yang begitu damai dan sempurna, sirkus unik, pertemuan dengan istrinya, peperangan, bagaimana cara ia memperoleh uang untuk membangun rumah. Semuanya penuh dengan cerita-cerita yang mustahil ada di dunia nyata. Namun ayahnya meyakinkan bahwa semua itu nyata terjadi. Hingga akhirnya Will mencoba mencari tahu kebenaran dari cerita ayahnya.


Saat Edward sekarat dan masuk RS, Edward meminta Will untuk menceritakan tentang bagaimana kematian ayahnya. Cerita yang tak pernah ayahnya buat, tapi ia minta Will untuk menceritakannya. Dan Will bercerita bahwa ayahnya menyambut kematiannya di sebuah sungai, dengan diantarkan oleh orang-orang fantastis yang pernah ditemui Edward selama perjalanan hidupnya, dan mati sebagai big fish. Selesai Will bercerita, ayahnya meninggal. Yang menakjubkan, di hari pemakaman ayahnya, semua tokoh-tokoh fiksi yang pernah diceritakan ayahnya hadir disana. Hingga akhirnya Will benar-benar yakin, tidak semua cerita Edward itu dongeng belaka, bahkan lebih banyak berupa fakta...




Ayahku (Bukan) Pembohong
Novel karya tere liye yang terbit Juni 2011 ini memiliki konsep cerita yang kurang lebih sama dengan Big Fish, yaitu tentang seorang anak yang hidup dengan dongeng-dongeng sang Ayah. Namun, isinya tetap saja bercerita.

"Ayahku (Bukan) Pembohong" bercerita tentang Dam, seorang anak yang hidup dengan cerita-cerita petualangan sang Ayah yang terkenal sangat jujur dan sederhana di penjuru kota. Ada cerita tentang persahabatan Ayahnya saat kuliah di luar negeri dengan seorang pengantar sup, yang ternyata merupakan pemain bola idola Dam; Petualangan ayah ke negeri dimana semua orang berkendara dengan layangan raksasa; petualangan ke sebuah negeri tempat apel emas berada.

Saat masih kecil, Dam percaya bulat-bulat pada semua cerita ayahnya. Namun, setelah ia masuk SMA di Akademi Gajah dan menemukan sebuah buku tua di perpustakaan yang beberapa ceritanya mirip persis dengan cerita ayahnya, Dam mulai meragukan bahwa ayahnya benar-benar mengalami semua hal ajaib tersebut. Hingga akhirnya, ketika sang ibu meninggal, Dam benar-benar berhenti memercayai ayahnya dan memilih untuk hidup terpisah dari sang ayah.

Beberapa tahun kemudian, setelah Dam menikah, memiliki 2 anak, dan ayahnya sudah mulai sakit-sakitan, Tsaani, istrinya, mengajak ayah Dam untuk tinggal dengan mereka. Awalnya Dam menolak, namun akhirnya ia tak dapat mengelak lagi dari desakan istrinya. Dan, seperti yang telah diduga, anak-anak Dam langsung menyukai kakek mereka yang senang bercerita tentang petualangannya di masa muda. Dam marah, sangat marah karna ayahnya tidak pernah bisa berhenti membual. Hingga puncaknya, Dam meminta ayahnya untuk tidak tinggal di rumahnya lagi.

Ayah Dam ditemukan berada di makam istrinya semalaman sehingga kondisi beliau melemah dan harus dilarikan ke RS. Dalam keadaan sedang sekarat itulah, ayahnya minta agar Dam mau mendengarkan sebuah cerita lagi. Cerita saat ia sedang berada di negeri para sufi untuk mencari apa arti kebahagiaan yang sebenarnya. Setelah bertahun-tahun, dan akhirnya ayahnya mendapatkan arti kebahagiaan itu, ayahnya menikahi seorang artis yang divonis memiliki penyakit mematikan. Sang ayah memberitahu Dam, bahwa ibunya bahagia menjalani kehidupan sederhananya bersama seorang pegawai negeri. Mereka, walau hidup dalam kesederhanaan, namun bisa merasakan kebahagiaan sesungguhnya dalam hidup. Setelah semua cerita dan penjelasan, ayah Dam meninggal.

Saat pemakaman ayahnya, seluruh penjuru kota bersedih dan datang melayat. Jalanan penuh dengan orang-orang yang ingin memberikan penghormatan terakhirnya pada pria yang terkenal sangat jujur dan sederhana itu. Dan, seakan tak percaya dengan penglihatannya, langit kota mereka mendadak dipenuhi dengan orang-orang yang terbang dengan layangan raksasa. Kemudian pemain bola idolanya saat kecil datang bersama ponakannya yang juga pemain bola, dan bercerita bahwa ia sangat berterima kasih pada almarhum yang telah memotivasinya untuk terus berlatih bola walau saat itu ia hanya seorang pengantar sup. Saat itu Dam sadar, Dam mengerti bahwa ayahnya bukan pembohong...

No comments: